Selasa, 27 Oktober 2015

MENGAPA KITA PERLU MEMPELAJARI PERJANJIAN LAMA?

Apakah gunanya bagi kita mempelajari Perjanjian Lama? Apa hubungannya dengan kita saat ini? Apakah Perjanjian Lama hanya merupakan catatan sejarah dan kebudayaan orang Yahudi? Apakah kita sungguh perlu belajar Perjanjian Lama?
Perhatikanlah bahwa tiga perempat Alkitab kita terdiri dari Perjanjian Lama! Oleh karena itu Perjanjian Lama dan Perjanjian baru dalam Alkitab, adalah dua perjanjian yang tidak dapat dipisahkan karena saling melengkapi. Sebagaimana pernah dikatakan Augustine pada abad ke-4 : “Yang Baru dalam Yang Lama disembunyikan. Yang Lama dalam Yang Baru diterangkan.”

Perjanjian Lama diilhamkan oleh Roh Kudus.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”  2 Timotius 3:16.
“tulisan” yang dimaksud dalam ayat ini adalah bagian kitab-kitab Perjanjian Lama yang ada pada Alkitab kita sekarang.  Pada waktu ayat ini ditulis 2000 tahun yang lalu, Alkitab saat itu hanya terdiri dari Perjanjian Lama.
Dalam masa Yesus dan murid-murid-Nya serta masa jemaat mula-mula tidak ada Alkitab selain Perjanjian Lama. Yesus sendiri mengenal dan sering mengutip dari Perjanjian Lama. Dicatat bahwa Ia mengutip dari 24 kitab. Pada permulaan pelayananNya, Yesus melawan godaan Iblis dengan mengutip apa yang ditulis dalam Perjanjian Lama (Matius 4). Demikianlah segala pengajaranNya sesuai dengan dan didasarkan atas pengajaran Taurat, Mazmur dan Kitab nabi-nabi, yang ada dalam Perjanjian Lama.
Yesus berkata, “Sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan” Yohanes 10:35.
Murid-murid Yesus memakai Perjanjian Lama. Filipus berkata: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Yohanes 1:45.
Ada banyak peristiwa atau perkataan Yesus yang murid-murid-Nya tidak langsung mengerti, namun sesudahnya mereka ingat kembali ayat-ayat dari Perjanjian Lama. 
“Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia. “ Yohanes 12:16.

Paulus mendasarkan pengajarannya atas Perjanjian Lama. Paulus sering mengutipnya. Sebagai contoh, dalam Roma 3, Paulus mengutip darinya tujuh kali: ayat 4 (Mazmur 51:6 dan Mazmur 116:11); ayat 10–12 (Mazmur 14:1-3); ayat 13 (Mazmur 5:10); ayat 14 (Mazmur 10:7); ayat 15 (Amsal 1:16); ayat 17 (Yesaya 59:7).

Dalam Roma 9-12, Paulus mengutip 36 kali ayat-ayat dari kitab-kitab berikut: Kejadian, Keluaran, Imamat, Ulangan, 1 Raja-raja, Mazmur, Amsal, Yesaya (10 kali), Yeremia, Hosea, Yoel dan Maleakhi.

Kitab Ibrani didasarkan Perjanjian Lama yang dikutip kira-kira 33 kali.

Untuk mengerti kitab itu memang kita perlu mengerti latar belakangnya. Satu contoh adalah Ibrani 6 sampai 8 yang membicarakan hubungan antara Melkisedek, Abraham dan Yesus. Untuk memahaminya harus lebih dulu mengenal Kejadian 14:13-20 dan Mazmur 110.
Apalagi dalam  Kitab Wahyu ada lebih dari 500 referensi kepada Perjanjian Lama. Kitab Wahyu tidak dapat dipahami tanpa latar belakang Perjanjian Lama. Sebagai contoh dikatakan bahwa waktu bunyi sangkakala ketujuh, akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi. (Wahyu 10:7).

Inti berita Perjanjian Lama memang adalah Yesus. Yesus datang untuk menggenapi Perjanjian Lama. Ia berkata, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”,  Matius 5:17.
Perhatikan juga apa yang dikatakanNya: "Inilah perkataanKu, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lukas 24:44.
Yesus menggenapi Perjanjian Lama.

Karena itu kita perlu memeriksa dan mengerti maknanya. Kita perlu mencari Yesus dalam Perjanjian Lama. Salah satu rahasia Perjanjian Lama adalah bahwa Yesus dapat dilihat dalam setiap kitab.
“Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,” Yohanes 5:39.

Ada banyak nubuatan dalam Perjanjian Lama. Khususnya ada nubuatan tentang Mesias yang akan datang. Yesus menggenapi lebih dari 300 nubuatan.
Sebagai contoh, dinubuatkan bahwa Mesias akan lahir di Betlehem (Mikha 5:1–3).
Ia adalah keturunan Daud (Yesaya 11:1). 
Ia akan dilahirkan oleh seorang anak dara (Yesaya 7:14).
Ia akan masuk Yerusalem dengan naik seekor keledai (Zakharia  9:9).
Ia akan dijual untuk tiga puluh uang perak (Zakharia 11:12).
Ia akandikuburkan dengan orang kaya (Yesaya 53:9).
Juga ada banyak lagi nubuatan tentang kedatanganNya kembali pada akhir zaman. Ada nubuatan tentang pemulihan bangsa Yahudi. Ada nubuatan tentang keadaan dunia dan bangsa-bangsa.
Semuanya ini penting bagi kita! Untuk mengerti Perjanjian Baru kita perlu mengenai latar belakang. Ada latar belakang dari tokoh-tokoh yang disebut dalam Perjanjian Baru seperti Adam, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Harun, Daud, nabi-nabi dll.

Ada tempat-tempat yang disebut yang bermakna bagi kita karena hubungan dengan Perjanjian Lama: Betlehem, Yerusalem, Sungai Yordan, Mesir, Babel.
Ada adat istiadat orang Yahudi, hari rayanya, pembangunan Bait Allah, yang merupakan latar belakang untuk mengerti rencana keselamatan. Sejarah Israel penting sebagai teladan bagi kita.

Perjanjian Lama adalah kamus atau ensiklopedia supaya kita dapat mengerti Perjanjian Baru.
Untuk memahami Perjanjian Baru kita perlu melihat bayangan-bayangan dalam Perjanjian Lama. 

“Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukanhakekat dari keselamatan itu sendiri.”  (Ibrani 10:1).

Jalan keselamatan disembunyikan di dalam Perjanjian Lama. Kita tidak dapat mengerti inti dari Injil yaitu dosa, hukuman, keselamatan dan penebusan, tanpa mengerti Perjanjian Lama.
Paulus berkata kepada Timotius bahwa Kitab Suci, yaitu Perjanjian Lama, dapat memberikan hikmat dan menuntun kepada keselamatan (2 Timotius 3:16). 
Untuk mengerti rencana Allah dari permulaan dan maksud abadi Allah, kita perlu mengerti seluruh Alkitab.
Perjanjian Lama bermanfaat untuk mengajar, menyataan kesalahan, memperbaiki kelakuan, mendidik dalam kebenaran dan memperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Timotius 3:16). 

Dengan Firman Allah kita dapat diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.(2Tim 3:17).

Kita dapat mengerti sejarah, penyembahan dan nyanyian. Kita dapat melihat contoh orang yang percaya kepada Tuhan dan berkenan kepada-Nya. Kita dapat menerima hikmat dan mengerti nubuatan bagi masa depan.

Perjanjian Lama ditulis khusus bagi kita yang hidup pada akhir zaman.

Pemazmur mengetahui bahwa ia menulis bagi angkatan yang akan datang, “Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji TUHAN” (Mazmur 102:19). 

Paulus menjelaskan, “Semuanya ini telah menimpa mereka [bangsa Israel] sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.”  (1 Korintus 10:11). 

Petrus menegaskan bahwa Perjanjian Lama ditulis bagi kita, “Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat. (1 Petrus 1:12).

Karena semua itu, betapa penting bahwa kita dapat menyelediki dan memahami apa yang ditulis dalam Perjanjian Lama!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar