Kitab Ester, sama seperti kitab Rut, dinamai sesuai dengan nama tokoh utamanya, yang adalah seorang wanita. Sama seperti dalam kitab Rut juga, kita membaca di dalamnya sebuah kisah pengalaman seorang wanita yang memegang peranan penting dalam sejarah bangsa Israel dan rencana Allah.
Kitab ini adalah satu-satunya kitab dalam Alkitab yang tidak menyebut kata/nama Allah sama sekali. Namun, sangat jelas tangan Tuhan bertindak dalam segala peristiwa yang terjadi dalam kitab itu.
Demikian pula yang sewaktu-waktu terjadi di dalam kehidupan kita. Seakan-akan pekerjaan Tuhan tersembunyi, tak kelihatan, walaupun Dia sebenarnya sedang mengerjakan keselamatan dan penebusan bagi kita sebagai umatNya.
Ester hidup di Persia kira-kira 100 tahun sesudah penawanan di Babel. Orang tuanya sudah meninggal dan dia dibesarkan oleh sepupunya, yaitu Mordekhai.
Ditafsirkan bahwa penulis kitab Ester mungkin adalah Mordekhai (Est. 9:20-22; 9:29-31).
Ahli lain berkata bahwa penulisnya mungkin adalah Nabi Ezra atau Nehemia, atau bahwa kedua nabi ini terlibat dalam menyunting dan melengkapi isi kitab Ester.
Kitab ini ditulis antara 460 dan 331, sesudah Raja Ahasyweros I tetapi sebelum Raja Iskandar Agung, dan ditujukan untuk orang Yahudi agar mereka tetap ingat dan mengerti tentang hari raya Purim. Purim adalah hari raya yang merayakan penyelamatan orang Yahudi dari serangan besar, dan dirayakan oleh orang Yahudi sampai hari ini.
Perjamuan Ahasyweros dan perjamuan Wasti (Ester 1-2).
Raja Ahasyweros di Persia mengadakan perjamuan besar bagi semua pembesar dan pegawai di negerinya. Isterinya, Ratu Wasti, juga mengadakan perjamuan bagi kaum perempuan. Pada hari ketujuh perayaan itu, Wasti disuruh datang ke perjamuan Raja Ahasyweros untuk memperlihatkan kecantikannya di hadapan para tamu kehormatan sang raja. Wasti menolak datang dan Ahasyweros menjadi sangat marah, murkanya berapi-api. Orang-orang yang arif bijaksana menasihati raja itu untuk menceraikan isterinya dan mencari seseorang untuk menggantikannya. Gadis-gadis cantik dicari di seluruh negeri itu dan dibawa kepada Ahasyweros untuk dipilih yang terbaik untuk menjadi ratu yang baru.
Perjamuan Ester (Ester 2:16-18).
Ester sebagai gadis cantik juga dibawa kepada istana Ahasyweros di kota Susan. Di sana dia di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan. Ester tidak memberitahu siapapun bahwa dia adalah orang Yahudi. Karena kecantikannya dan kelakuan yang baik, dia disukai oleh Hegai yang memperlakukannya dengan sangat baik. Selama dua belas bulan, Ester dipersiapkan dan akhirnya dibawa kepada Raja Ahayweros. Ester dikasihi lebih dari semua perempuan lain dan dia diangkat sebagai ratu menggantikan Wasti. Raja Asyweros mengadakan pesta besar untuk menyambutnya, dan inilah perjamuan Ester.
Persekongkolan untuk membunuh Ahasyweros (Ester 2:19-23).
Mordekhai yang setiap hari berada di depan pintu gerbang istana raja mendengar rencana untuk membunuh Raja Ahasyweros oleh dua sida-sida raja. Mordekhai memberitahukan apa yang didengarnya ini kepada Ester, yang kemudian memberitahukannya kepada Raja Ahasyweros, hingga rencana itu gagal dan dua orang itu digantung di tiang. Peristiwa itu dituliskan di dalam kitab sejarah.
Haman bertindak: Memulai rencana pembantaian orang Yahudi (Ester 3).
Haman adalah pembesar yang dipromosikan atas semua pembesar yang lain. Semua pegawai berlutut dan sujud kepadanya, kecuali Mordekhai saja. Haman menjadi marah sekali, karena dia tahu bahwa Mordekahi adalah seorang Yahudi. Itu sebabnya, direncanakannya untuk menyerang dan membunuh bukan hanya Mordekhai saja, tetapi semua orang Yahudi di seluruh kerajaan Ahasyweros.
Selanjutnya, dibuanglah undi (Pur – bahasa Persia) di hadapan Haman untuk memutuskan hari dan bulan eksekusi pembantaian orang-orang Yahudi. Hari yang ditentukan adalah tanggal 13 bulan pertama, yaitu Adar, tahun ke 12 dalam pemerintahan Ahasyweros. Sesudah itu, Haman mendatangi Raja Ahasyweros dan menyampaikan tuduhan bahwa orang-orang Yahudi tidak menaati hukum raja dan mengatakan bahwa mereka perlu dimusnahkan. Dia juga mengajukan anggaran sejumlah sepuluh ribu talenta perak untuk melakukannya. Ahasyweros setuju dengan rencana itu dan memberi sejumlah uang itu kepada Haman. Perintah dan surat-surat pun dikeluarkan untuk melakukannya. Salinan surat itu disampaikan di tiap-tiap daerah, agar semua orang bersiap-siap untuk hari itu. Perintah resmi dari raja Persia itu tidak dapat diubah atau dibatalkan oleh siapapun.
Mordekhai bertindak: Menantang Ester (Ester 4).
Mordekhai mendengar berita itu dan “mengoyakkan pakaiannya dan memakai kain kabung dan abu dan berjalan-jalan di tengah kota sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih.”
Semua orang Yahudi pun berkabung, berpuasa dan meratap dengan tangisan di semua daerah. Akhirnya Ester juga mendengar berita itu. Mordekhai menantang dia dan mengingatkan dia bahwa kedudukannya sebagai ratu tidak akan melindungi dan menyelamatkan dia. Tantangnya, “Siapa tahu mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”
Menanggapi tantangan Mordekhai, Ester menyuruh semua orang Yahudi di kota Susan untuk berpuasa selama tiga hari dan tiga malam. Dia siap menghadap raja tanpa raja memanggilnya, meskipun itu adalah suatu tindakan yang berlawanan dengan hukum negara dan dapat menjatuhkan hukuman mati kepada dirinya. Keberanian Ester nyata dalam pengakuannya, “Kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.”
Ester bertindak: Menghadap Raja (Ester 5).
Sesudah tiga hari puasa massal itu, Ester menghadap Raja. Ternyata Raja berkenan melihat Ester dan menanyakan keinginannya. Ester meminta agar Raja Ahayweros dan Haman menghadiri perjamuannya, yang disiapkan untuk diadakan pada keesokan harinya.
Pada perjamuan itu, Ester ditanya lagi tentang keinginannya. Ester sekali lagi minta kehadiran kedua pria itu di perjamuan kedua pada keesokan harinya lagi.
Haman sangat gembira atas penghormatan berupa undangan dua kali pada perjamuan sang ratu bersama Raja Ahasyweros itu, lalu pulang ke rumah dan menceritakan segalanya kepada isterinya, Zeresh.
Namun Haman masih marah karena Mordekhai karena tidak mau sujud kepadanya. Isterinya mengusulkan pembangunan tiang untuk menyulakan Mordekhai, dan Haman setuju.
Mordekhai dihormati (Ester 6).
Malam itu Raja Ahasyweros tidak bisa tidur. Ia meminta agar dibacakan kitab catatan sejarah kerajaan. Ternyata bagian yang dibacakan adalah kisah peristiwa Mordekhai menyelamatkan nyawa raja dari persekongkolan pembunuhan. Raja bertanya tentang kehormatan apa yang telah diberikan kepada Mordekhai. Karena ternyata tidak pernah ada ganjaran atas kebaikan Mordekhai, raja itu ingin melakukan sesuatu. Kebetulan pada saat itu, Haman masuk untuk minta supaya Mordekahi disulakan atas tiang yang dipersiapkan. Sebelum dia sempat memintanya, Raja Asyweros melihat Haman dan menanyakan kepadanya apa yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan untuk menghormatinya. Haman berpikir bahwa pasti orang itu adalah dirinya sendiri. Maka, dengan bangga dia meminta supaya orang itu diberi pakaian raja dan dinaikkan di atas kuda raja yang dipermahkotakan dan dipimpin berjalan ke seluruh benteng Susan sambil diproklamirkan “Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya.”
Terkejutlah Haman waktu disuruh melakukan hal itu untuk Mordekhai! Betapa marah dan malunya dia!
Haman dieksekusi (Ester 7).
Haman diantarkan kepada perjamuan Ester yang kedua. Untuk ketiga kalinya, Raja Ahayweros bertanya kepada Ester apa keinginannya. Ester langsung meminta penyelamatan kehidupannya dan kehidupan bangsanya yang ditentukan untuk kebinasaan. Dia menunjuk Haman sebagai penganiaya dan musuh yang jahat. Raja kaget dan marah sekali. Dia keluar dari ruangan itu. Haman memohon nyawanya dan jatuh berlutut di hadapan Ester. Raja kembali dan melihat Haman sujud di hadapan Ester. Langsung Raja Ahasyweros memerintahkan agar dia dibunuh dengan digantung atas tiang yang dipersiapkan untuk menyulakan Mordekhai.
Orang Yahudi diselamatkan (Ester 8).
Perintah raja tidak dapat dibatalkan, namun Raja Ahasyweros memberi kuasa kepada Mordekhai dan Ester untuk menulis surat baru yang memberi hak kepada semua orang Yahudi untuk membela dirinya dan membinasakan musuhnya. Salinan surat itu diedarkan di seluruh kerajaan.
Orang Yahudi membinasakan penganiaya-penganiayanya (Ester 9).
Orang Yahudi mengalahkan pembenci-pembenci mereka. Pada bulan Adar, bulan kedua belas, pada hari yang ketiga belas, orang Yahudi berkumpul dalam kampungnya untuk membunuh musuh-musuhnya.
Sementara itu, Mordekhai sudah menjadi pembesar. Di benteng Susan, 500 orang dibunuh dan anak Haman dibunuh. Musuh dibantai oleh orang Yahudi tetapi rampasan tidak diambil oleh mereka.
Pada keeseokan harinya, Ester ditanya lagi oleh Raja Ahasyweros tentang apa yang menjadi permintaannya. Ester meminta satu hari lagi untuk menyelesaikan pembalasan terhadap musuhnya dan permintaan ini disetujui oleh raja. Karena itulah, pada hari keempat belas 300 orang lagi dibunuh di Susan. Di seluruh daerah kerajaan itu, 75.000 musuh orang Yahudi dibunuh, dikalahkan dan dibinasakan.
Juga pada hari keempat belas, semua orang Yahudi di seluruh kerajaan Ahasyweros mengadakan perjamuan sukacita. Perayaan kemenangan itu penuh sukacita dan diwujudkan dalam bentuk perjamuan besar.
Sampai di sinilah kisah di dalam kitab Ester ditulis oleh Mordekhai. Bagian-bagian selanjutnya ditulis oleh Nabi Nehemia atau Ezra. Hari raya Purim ditetapkan sebagai perayaan untuk orang Yahudi selama turun temurun sampai hari ini. Dua hari, yaitu tanggal 13 dan 14 pada bulan Adar, yaitu bulan kedua belas, harus dirayakan setiap tahun untuk mengingat peristiwa sejarah itu. Surat keputusan pun diedarkan di seluruh 127 daerah di wilayah kerajaan Ahasyweros.
Pemerintahan Ahayweros dan Mordekhai (Ester 10).
Mordekhai tetap menjadi orang kedua di bawah Raja Ahasyweros dan disukai banyak orang. Dia bekerja untuk kebaikan dan keselamatan semua orang baik orang Yahudi maupun semua orang di seluruh kerajaan Ahasyweros menikmati hari raya Purim dirayakan dan mengingat penyelamatan besar yang terjadi.
Kita dapat belajar dari kitab Ester bahwa Tuhan senantiasa berkuasa dan setia. Dia akan melindungi umatNya walaupun mereka mengalami penganiayaan dan serangan dari musuh. Kita juga belajar bahwa kita membutuhkan orang-orang seperti Mordekhai dan Ester yang siap memperjuangkan keselamatan manusia dari kehancuran yang direncanakan Iblis.
sangat bermanfaat pak terimakasih! GBU
BalasHapusTerimakash untuk pencerahannya
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusPuji Tuhan.....
BalasHapusPuji Tuhan.,Terima kasih Banyak untuk teksnya
BalasHapusHari ini saya akan membawa tentang kotbah
Ester. Saya banyak belajar disini.
Semoga saya dimampukan dalam membawakan kotbah ester.. Amin🙏