Rabu, 28 Oktober 2015

INTISARI KITAB NEHEMIA

Dalam kitab Ezra sudah kita membaca tentang dua kali pemulangan ke Yerusalem dari Babel, yaitu masing-masing satu kali di bawah kepemimpinan Zerubabel dan Ezra.
Dalam kitab Nehemia, kita akan membaca tentang pemulangan ketiga untuk membangun tembok Yerusalem di bawah pimpinan Nehemia.
Nehemia tiba di Yerusalem kira-kira 13 tahun sesudah Ezra. Fokus Nehemia adalah pembangunan tembok kota Yerusalem. Pada zamannya, tembok kota dibutuhkan sebagai pertahanan terhadap musuh. Penjaga-penjaga berdiri dan berjalan atas tembok itu untuk berjaga-jaga terhadap para musuh. Juga pintu gerbangnya harus kuat untuk mempertahankan kota itu dan menghalangi musuh yang berusaha masuk. Pada siang pintunya dibuka dan pada malam pintunya ditutup.
Dalam kedua bagian kitab Nehemia, kita membaca tentang kisah ini.
Bagian pertama, yaitu pasal satu sampai pasal enam, berbicara tentang pembangunan kembali tembok Yerusalem.
Bagian kedua, yaitu pasal tujuh sampai pasal tiga belas, membicarakan pengajaran bagi umat.

PEMBANGUNAN KEMBALI TEMBOK YERUSALEM (Neh. 1-6)

Doa Nehemia (Neh. 1).

Nehemia mendengar tentang kesukaran besar dan keadaan tercela Yerusalem dengan tembok yang terbongkar dan pintu gerbang yang rusak. Nehemia berdoa, berpuasa, menangis dan berkabung. Inilah gambaran respons kita terhadap kondisi Rumah Tuhan. Bagaimana hati kita kalau mendengar dan mengerti keadaan Rumah Tuhan, yaitu Gereja milik Yesus Kristus?
Nehemia berdoa dengan mengaku dosanya dan bersyafaat bagi umat Tuhan seperti Ezra (Ezr. 10) dan Daniel (Dan. 9). Hal itu menunjukkan bahwa kegerakan rohani dan pemulihan umat Tuhan akan terjadi kalau ada orang yang mempedulikan kotanya dengan berdoa dan bersyafaat.
Nehemia berdoa siang dan malam selama empat bulan dari  bulan Kislev (Neh. 1:1) sampai bulan Nisan (Neh.2:1).
Nehemia melakukan semua ini karena mengingat janji Allah bahwa jikalau mereka bertobat dan kembali kepada Tuhan, mereka akan dikembalikan kepada tanah perjanjian (Ul. 30:1-5).

Pengutusan Nehemia (Neh. 2).

Nehemia adalah juru minuman Raja Artahsasta di kota Susan, kota tempat tinggal Ester (Est. 1:1-2).
Kemungkinan Raja Artahsasta (artinya "raja yang besar") dan Raja Ahasyweros (artinya “bapa yang terhormat”) adalah satu orang raja yang sama, karena kedua sebutan/nama itu adalah titel saja, bukan nama pribadi. Jika benar demikian, isterinya adalah Ester.
Waktu menyampaikan air anggur kepada Raja Artahsasta, wajah Nehemia terlihat sangat sedih hingga tampak oleh raja itu.
Pada zaman itu, kalau seorang hamba kelihatan sedih atau menimbulkan kesedihan atau kemarahan raja, dia dapat dihukum mati (Est. 4:2).
Namun Artahsasta hanya bertanya mengapa dia sedih dan apa yang dia inginkan. Selesai menjelaskan keadaan Yerusalem, Nehemia minta supaya dia boleh berjalan ke Yerusalem untuk membangunnya kembali, dan permintaannya itu dikabulkan.

Waktu tiba di Yerusalem, Nehemia menyelidiki keadaan tembok yang telah terbongkar dan pintu gerbang yang dimakan api. Dia minta agar orang-orang Yahudi, para imam, para pemuka dan para petugas supaya siap turut membangun kota Yerusalem lagi.
Lalu timbul tiga musuh besar yang tidak senang karena pembangunan kembali Yerusalem. Sanbalat, Tobia dan Gersyem mengejek dan menghina Nehemia.

Pembangunan Tembok (Neh. 3).

Didaftarkanlah seluruh rombongan yang terlibat dalam pembangunan tembok itu dan tempat di mana mereka bekerja. Tidak semua di antara mereka adalah orang penting atau ahli pembangunan, tetapi mereka semua adalah orang-orang yang rela kembali ke Yerusalem, rela melayani Tuhan, dan rela bekerja keras. Mereka dibagikan tugas pekerjaan untuk dilakukan di lokasi yang berdekatan dengan rumahnya masing-masing di antara sepuluh pintu gerbang yang disebut dalam pasal ini. Mereka membangun menara di tembok supaya orang yang berjaga-jaga bisa melihat jika ada ancaman datang dari jauh. Jelasnya, semua orang itu bekerja sama dengan usaha besar dan semangat tinggi hingga tembok itu selesai dibangun dalam waktu 52 hari (Neh. 6:15).
Kita semua juga dipanggil untuk membangun Rumah Tuhan dengan rajin dan setia, dengan melakukan tugas yang diberikan kepada kita masing-masing dan di tempat khusus yang telah ditetapkan oleh Tuhan.

Masalah dari Luar: Musuh menantang (Neh. 4).

Dengan pembangunan yang terjadi, musuh-musuh menjadi marah, sakit hati dan menghina para pembangun. Sanbalat dan Tobia serta orang Arab, Amon dan Ashdod, mengadakan persepakatan dan mau mengacaukan Yerusalem. Tetapi orang Yahudi berdoa dan Nehemia mengadakan persiapan untuk mempertahankan tembok. Mereka bekerja dengan separuh membangun dan separuh memegang senjata (tombak, perisai dan panah dan baju zirah).
Keyakinan Nehemia adalah, “Allah kita akan berperang bagi kita.”

Nehemia sebagai pemimpin yang rajin dan bijak mengurus seluruh pembangunan dan pertahanan Yerusalem. Inilah pemimpin yang kita butuhkan dalam proses pembangunan Rumah Tuhan.

Masalah dari Dalam: Hutang dan Riba (Neh. 5).

Keluhan besar terjadi karena ada orang Yahudi kaya yang meminjamkan uang kepada saudaranya yang miskin, tetapi karena yang miskin itu tidak dapat membayar kembali, yang kaya mengambil tanah dan harta si miskin dan mengambil anak-anaknya untuk dijadikan budak. Nehemia sangat marah dan mengadakan sidang musyawarah besar untuk menegur mereka. 
Dia memerintahkan si kaya untuk melepaskan budak dan mengembalikan tanah serta harta yang diambil dengan melepaskan mereka dari hutangnya. Nehemia sendiri menjadi teladan yang baik untuk semua pemimpin di dalam Rumah Tuhan. Dia menolong orang miskin dengan meminjamkan uang dan memberi makanan tanpa tuntutan. Dia tidak mengambil jatah dari pembagian hak bupati, tidak menguntungkan diri sendiri karena posisi, serta tidak mengambil kesempatan memperkayakan diri.  Malah dia membelanjakan uangnya sendiri untuk meringankan beban atas rakyat supaya menolongnya dan membawa kesejahteraan.

Masalah Lainnya: Surat-surat Intimidasi (Neh. 6).

Para musuh bertindak lagi untuk menghalangi dan menghentikan pekerjaan pembangunan Rumah Tuhan. Di antara para musuh ini ada Sanbalat, Tobia, Gesyem, orang Arab, dan seorang nabiah yang bernama Noaja. Lima kali Sanbalat mengirim surat dengan pesan untuk bertemu Nehemia dengan niat untuk mengintimidasi dia. Tetapi, semua usahanya untuk melemahkan semangat membangun ditolak Nehemia sampai akhirnya tembok-tembok selesai dibangun.


PENGAJARAN UMAT (Neh. 7-13).

Daftar nama orang yang kembali (Neh. 7).

Tembok dibangun dan semua pintu gerbang dipasang. Didaftarkanlah semua orang yang kembali dari Babel. Ternyata ada 42,360 orang Yahudi yang pulang ke Yerusalem.

Firman Tuhan: Ezra membaca kitab Taurat (Neh. 8).

Pada hari pertama bulan ketujuh, nafiri dibunyikan dan seluruh rakyat berkumpul. Pada waktu itu Ezra membaca kitab Taurat dan memberi keterangan/penjelasan sehingga semua orang yang mendengarnya mengerti isinya. Nehemia yang adalah bupati, Ezra yang adalah seorang imam dan ahli kitab, bersama para imam dan orang Lewi, mengajar rakyat. Hari itu adalah hari kudus, hari untuk bersukacita. Sesudah itu mereka merayakan hari raya Pondok Daun, yaitu selama tujuh hari tinggal di pondok dan membaca kitab Taurat.

Pengakuan Dosa (Neh. 9).

Rakyat berkumpul untuk berpuasa dan memisahkan diri dari orang asing. Mereka mengaku dosa, membaca kitab Taurat dan menyembah Tuhan. Ada kegerakan rohani yang besar yang didasarkan pada firman, pengakuan dosa dan penyembahan. Pemimpin bersama-sama menyembah Allah dan menceritakan ulang sejarah Israel sejak zaman Abraham, zaman Israel di Mesir dan bagaimana Tuhan memimpin mereka sampai di Gunung Sinai dan di padang pasir. Mereka mengakui keangkuhan dan pemberontakan bapa-bapa mereka dan mengakui kemurahan Tuhan dan perjanjianNya yang setia kepada mereka. Mereka juga masuk dalam perjanjian yang diperbaharui dengan Tuhan.

Perjanjian dimeteraikan (Neh. 10-11).

Perjanjian itu dimeteraikan oleh semua pemimpin bangsa dan semua rakyat. Mereka menggabungkan diri dengan saudara-saudaranya. Umat itu masuk ke dalam persatuan untuk menjadi taat kepada firman Tuhan, berpisah dengan dunia, menguduskan hari Sabat dan bersiap untuk mempersembahkan korban untuk mengadakan perdamaian. Mereka berjanji untuk membawa hasil yang pertama, membayar perpuluhan kepada orang Lewi dan tidak lagi membiarkan pelayanan Rumah Allah terbengkalai. 
Orang yang tinggal di dalam Yerusalem dan mereka yang tinggal di luar kota Yerusalem, semua didaftarkan.

Tembok ditahbiskan (Neh. 12).

Para imam dan orang Lewi yang datang ke Yerusalem dengan Zerubabel juga dicatat. Tembok ditahbiskan dan dirayakan dengan sukacita. Dua paduan disiapkan atas tembok bersama imam dan para penguasa. Mereka menyanyi dan main alat musik, yaitu ceracap, gambus dan kecapi. Imam-imam meniup nafiri dan menyanyikan kidung dan mempersembahkan korban. Mereka merayakannya dengan sukacita yang besar.

Rumah Tuhan dan Pelayanannya Dibereskan (Neh. 13).

Saat mendirikan kota yang dipulihkan, harus juga diadakan pemberesan dan pentahiran. Semua pelayan harus dikuduskan kembali. Imam besar, Elyasib, ternyata telah mengizinkan musuh Tuhan yaitu Tobia masuk ke dalam Rumah Tuhan dan bahkan tinggal di dalam sebuah bilik besar khusus di dalamnya. Tobia harus diusir dan barangnya harus dibuang dari Rumah Tuhan!
Perpuluhan harus dipulihkan supaya pelayanan dalam Rumah Tuhan dapat dilanjutkan. Perayaan Sabat harus ditetapkan supaya kota itu tetap kudus dan diberkati Tuhan. Mereka yang telah menikah dengan isteri asing juga harus dipisahkan. Pelayanan orang Lewi harus sesuai dengan Taurat Tuhan.

Dalam kitab Nehemia kita menemukan banyak pelajaran tentang pembangunan Rumah Tuhan, antara lain kita belajar bahwa pekerjaan Tuhan memerlukan orang yang punya visi, yang memimpin dengan ketulusan, yang rela menghadapi perlawanan dan ejekan, yang akan tetap berfokus pada hal-hal yang tepat, mengajar firman, berdoa syafaat, hidup dalam pertobatan dan pengorbanan dan selalu berjaga-jaga sementara bekerja membangun rumah Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar