Selasa, 27 Oktober 2015

INTISARI KITAB 2 SAMUEL

"Kitab II Samuel : Hidup yang Selesai dengan Baik"

Kitab II Samuel adalah sejarah pemerintahan Daud selama 40 tahun, kira-kira antara tahun 1010 dan 970 SM.

Daud memerintah selama tujuh tahun dan enam bulan di Hebron atas Yehuda dan kemudian selama tiga puluh tiga tahun di Yerusalem atas seluruh Israel dan Yehuda.

Sebagaimana Saul memulai dengan baik tetapi gugur pada akhir kehidupannya, demikian pula Daud memulai dengan baik tetapi kemudian mengalami kegagalan. Bedanya dengan Saul, Daud bangkit kembali karena imannya dan pertobatannya.
Kita lihat di kitab ini bagaimana pentingnya bahwa kita hidup dengan iman dan menyelesaikan hidup kita dengan baik!
Kita sudah melihat hati Daud dalam persiapannya menjadi raja dalam Kitab I Samuel. Daud adalah seorang yang rendah hati yang mencari Tuhan. Ia juga seorang pejuang yang berani. Ia mengalahkan singa dan beruang, ia mengalahkan Goliat, orang Filistin, musuh Allah dari bangsa lain. Juga sebagai raja ia telah banyak berperang dengan musuh dan mengalahkan mereka.

Masa Kemenangan Daud (2 Samuel 1-10).

- Ratapan Daud
- Kitab ini dimulai dengan mazmur, nyanyian ratapan Daud untuk Saul dan Yonatan.
Daud tidak bersuka atas kematian musuhnya, namun malah ia meratap. Nyanyian ratapan ini ditandai dengan kata gugur atau jatuh (2 Taw. 1:4, 10, 12, 19, 25,27).

Kalau seorang pahlawan Tuhan yang pernah diurapi Tuhan mengalami keguguran, patutlah kita juga meratap seperti Daud, bukan bersenang-senang atas keguguran itu.

Hidup Daud ditandai pujian dan penyembahan dan selama ia hidup ia menaikkan mazmur yang dicatat dalam Kitab Mazmur (2 Sam. 1).

Daud juga jatuh, tetapi karena ia bangkit dengan iman dengan selalu mencari Tuhan, ia sanggup mengatasi semua tantangan dan kegagalan.

- Pengurapan Daud sebagai Raja
- Daud diurapi di Hebron sebagai raja atas suku Yehuda.
Namun seorang anak Saul yaitu Isyboset, ditetapkan sebagai raja atas semua suku lain. Sebagai akibatnya, ada perang antara keluarga Saul dan keluarga Daud yang berlarut-larut.
Disebutkan bahwa “Daud kian lama kian kuat, sedang keluarga Saul kian lama kian lemah.”
Perang selama bertahun-tahun itu ditandai dengan pengkhianatan, pembunuhan dan tangisan (2 Sam. 2-4).

- Diurapi menjadi Raja atas seluruh Israel dan kemenangan-kemenangannya.
Sesudah tujuh tahun peperangan itu, Daud dipilih dan diurapi sebagai raja atas seluruh Israel. Semua tua-tua Israel menghadap dia di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Perhatikan tiga urapan Daud: oleh Samuel (1 Sam. 16), oleh suku Yehuda (2 Sam. 2) dan oleh seluruh Israel (2 Sam. 5).
Daud berumur tiga puluh pada waktu itu dan ia memerintah selama empat puluh tahun.
Perhatikan Yusuf waktu menjadi pejabat tertinggi pemerintahan di Mesir juga berumur tiga puluh tahun. Yesus memulai pelayanannya juga pada umur tiga puluh tahun. Para imam pun memulai pelayanannya pada umur tiga puluh tahun (2 Sam. 5)

- Kota Daud
- Yerusalem, Kota Daud, menjadi ibu kota.
Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud, dari orang Yebusi dan kota itu menjadi ibu kota kerajaannya dan tempat kediamannya. Secara lambang, Sion menjadi kota Allah sendiri, tempat kediaman Allah yang kekal, gambaran dari semua orang kudus dari segala zaman yang dikumpulkan kepada Tuhan sebagai Raja yang Kekal (2 Sam. 5:6-13).
Tindakan pertama Daud sebagai raja adalah melawan dan mengalahkan orang Filistin (2 Sam. 5).

- Tabut Perjanjian dibawa ke Yerusalem
Hati Daud ingin membawa tabut perjanjian ke Yerusalem, tetapi ia melakukannya bukan menurut peraturan dan kehendak Allah melainkan menurut cara dunia, yaitu dengan mengangkutnya di atas kereta baru, sama dengan cara orang Filistin. Niatnya baik. Caranya salah. Akibatnya, Uzza yang mengulurkan tangannya untuk menyelamatkan tabut perjanjian, mati. Daud marah, takut dan kecewa. Kemudian waktu Tabut Perjanjian dikembalikan dengan cara benar, yaitu diangkat di atas pundak para imam, Tabernakel Daud pun didirikan, tempat pujian dan penyembahandan hadirat Allah.
Kita melihat Daud sebagai seorang penyembah yang menyanyi, melompat dan menari di hadapan Allah dengan sukacita dan pujian. Isterinya yang menghina, kemudian dihukum Tuhan dengan kemandulan (2 Sam 6).

-Perjanjian Daud
Daud sebenarnya mau membangun rumah(Bahasa Ibrani - Bayith) bagi Allah tetapi ia tidak diizinkan. Sebaliknya, Tuhan berjanji bahwa Ialah sendiri yang akan membangun rumahNya (Bahasa Ibrani, bayith) atau keturunan bagi Daud. Tuhan berjanji bahwa rumah Daud, yaitu keturunannya, akan tetap tinggal untuk selama-lamanya. Allah sendiri menetapkan Perjanjian Daud (2 Sam. 7:1-29, 11, 16; Mzm. 89:30-37).
Perjanjian ini menjamin bahwa akan selalu ada keturunan Daud yang duduk di atas tahta. Di kemudian hari, para nabi meneguhkan bahwa keturunan Daud akan duduk di atas tahta Daud dengan memerintah dan membawa penebusan untuk segala umat Tuhan. Perjanjian Allah bahwa akan ada keturunan yang akan menang, pada mulanya diberikan kepada Hawa, kemudian kepada Abraham dan diteruskan kepada Daud. Penggenapannya adalah di dalam Yesus yang menjadi Raja di atas segala raja (Yes. 9:6-7; 11:1-16; Yer. 23:5-6; 30:8-9; 33:14-16; Yeh. 34:23-24; 37:24-25; 2 Sam. 7).

- Kemenangan Daud
Di bawah pemerintahan Daud, Bangsa Israel mengalami banyak kemenangan atas Siria, Moab, Amon, orang Filistin, Amalek dan Edom. Daud menang sampai ke wilayah Sungai Efrat (2 Sam. 8:3).
Dikatakan, “Tuhan memberi kemenangan kepada Daud ke mana pun ia pergi berperang.” (2 Sam. 8:14).
Ini semua sesuai dengan Perjanjian Abraham bahwa keturunannya akan memiliki negeri dari Sungai Mesir sampai sungai yang besar itu, Sungai Efrat (Kej. 15:18).

- Kasih Daud
Walaupun Saul memusuhinya, Daud tetap mau menunjukkan kasih kepada keluarga Saul. Karena itu ia mencari dan menemukan salah satu anak Yonatan yang bernama Mefiboset. Daud memanggilnya untuk makan sehidangan dengan raja selama ia hidup. Daud juga mau menunjukkan persahabatan kepada anak raja Amon yang pernah menolongnya. Tetapi tawaran persahabatan itu ditolak. Utusan Daud dipermalukan dengan setengah dari janggut mereka dicukur. Karena itu, terjadilah perang lagi dan Daud serta tentaranya membunuh banyak orang Aram (2 Sam. 9-10).

Masa Kegagalan Daud ( 2 Samuel 11-20 ).

- Daud Berzinah
Walaupun Daud adalah “seorang yang berkenan di hati Tuhan (Kis. 13:22), ia jatuh ke dalam dosa zinah dan pembunuhan.
Pada saat raja-raja biasanya maju berperang, Daud tinggal di rumah. Di sana pada waktu petang ia bangun dan berjalan-jalan di sotoh istananya. Ia melihat seorang perempuan, yaitu Batsyeba, yang sedang mandi. Kemudian ia memanggilnya untuk datang ke istananya. Daud berzinah dan akhirnya Batsyeba hamil. Daud malu, dan untuk menutupi dosanya ia justru memerintahkan agar suami Batsyeba, Uria dibunuh dalam perang (2 Sam. 11). Karena itu, Tuhan mengutus nabi Natan untuk menegur Daud karena dosanya yang berat. Daud sungguh merasa bersalah dan menyesal, ia mengakui dosanya dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Doa pertobatannya diucapkan dalam Mazmur 53.
Apa yang terjadi kemudian? Tuhan mengampuninya, tetapi ada hukuman untuk dosanya, yaitu anak yang dilahirkan Batsyeba harus meninggal (2 Sam. 12).

- Masalah anak Daud
Satu kelemahan Daud yang nyata adalah ia kurang tegas dan kurang bijak dengan kejahatan orang-orang terdekatnya. Akibatnya, ia mengalami banyak masalah dengan anaknya. Anaknya Amnon memperkosa adiknya Tamar, dan Daud, walaupun marah, tidak bertindak. Karena itu, sesudah dua tahun, kakak Tamar yaitu Absalom, membunuh Amnon. Lagi-lagi, Daud kurang senang dengan hal ini, tetapi tetap tidak bertindak dengan tegas. Sesudah itu Absalom mulai mencuri hati rakyat dan merencanakan kudeta. Akibatnya Daud harus lari meninggalkan Yerusalem karena takut kepada anaknya sendiri. Perang terjadi. Pada waktu Absalom dibunuh dalam perang itu, Daud lagi-lagi sedih dan meratap. Namun terhadap Yoab yang membunuh Absalom ia pun tetap tidak mau bertindak (2 Sam. 13-18).
Pemberontakan terjadi, dipimpin oleh Seba seorang Benyamin dan perang terjadi lagi. Bukan hanya itu, tetapi Daud juga harus berperang dengan bangsa lain, yaitu orang Filistin. Pada akhirnya, syukurlah Tuhan menolong Daud hingga ia dapat mengalahkan semua musuhnya (2 Sam. 20-21).

Akhir pemerintahan Daud ( 2 Samuel 21-24 ).

Daud sudah mengalami banyak perlawanan dan peperangan dalam hidupnya, baik dengan keluarganya sendiri, orang sebangsa maupun dengan bangsa lain. Sebelum ia mati, Daud menyelesaikan beberapa masalah yang berakar pada masa lalu. Raja Saul sudah melanggar sumpahnya untuk memelihara orang Gibeon dan sudah berusaha membasmi mereka. Karena itu Daud mengadakan penebusan bagi mereka dengan menyerahkan tujuh keluarga Saul untuk dibunuh. Daud juga membawa tulang-tulang Saul dan Yonatan dan menguburkannya di kubur Kish, ayah Saul. Daud juga memimpin peperangan melawan orang Filistin. Tetapi karena sudah tua, ia menjadi letih lesu. Orang raksasa, anak Goliat, menyangka ia dapat menewaskan Daud. Pahlawan-pahlawan lain dari tentara Israel menyelesaikan perang dengan orang Filistin dengan membunuh empat orang raksasa keturunan Goliat.

- Nyanyian Penyembahan Daud
Kitab ini yang awalnya dimulai dengan nyanyian ratapan, berakhir dengan nyanyian pujian dan penyembahan karena Tuhan melepaskan Daud dari semua musuhnya. Nyanyian ini juga tercatat dalam Mazmur 18.
Daud memang disebut sebagai “pemazmur yang disenangi di Israel”.

Ternyata melalui seluruh pengalaman kehidupannya, Daud belajar mengenal Tuhan dan sifat-sifatNya. Ia memuji kuasaNya, kemurahanNya, kuasa FirmanNya, kemenanganNya dan keselamatanNya (2 Sam. 22:31–51).

- Pahlawan Daud
Bukan saja Daud, tetapi ternyata ada orang-orang lain yang menjadi pahlawan. Daud menjadi teladan dan mentor untuk banyak orang yang bertindak dengan keberanian yang luar biasa. Nama mereka juga dicantumkan dalam Alkitab sebagai pahlawan (2 Sam. 23).

- Mezbah Daud
Sayangnya pada akhir hidupnya, ada satu masalah lagi yang timbul. Daud mengadakan sensus atau pendaftaran di antara rakyat, supaya tahu jumlah mereka. Daud mengaku bahwa hal itu adalah dosa dan kebodohan, karena tindakan itu timbul dari hati Daud yang berdasarkan kesombongan akan prestasi dan kebesarannya sendiri. Karena itu, Tuhan menghukum Israel dengan tulah. Daud lagi-lagi bertobat. Ia membeli sebuah tanah, tempat pengirikan. Tempat pengirikan itu menjadi tempat korban, tempat penebusan dosa, tempat hukuman berhenti dan juga menjadi tempat pembangunan bait Allah oleh Salomo (2 Sam. 24).

Luar biasa kehidupan Daud! Ia menjadi teladan dari orang yang berkenan kepada hati Tuhan. Walaupun ia berdosa, melanggar peraturan Tuhan dan bertindak tanpa hikmat, Daud tidak pernah meninggalkan Tuhan. Ia selalu mencari Tuhan dengan segenap hatinya dan terus hidup dalam iman dan pertobatan. Ia rindu mendekati Tuhan dengan masuk hadiratnya dengan pujian dan penyembahan. Kiranya kita semua juga punya hati seperti Daud!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar