Selasa, 27 Oktober 2015

INTISARI KITAB BILANGAN

Kitab Bilangan adalah kitab keempat dalam Taurat, yang ditulis oleh Musa antara tahun 1450 dan 1400 SM, sebagaimana dikatakan: “TUHAN berfirman kepada Musa.” (Bil. 1:1).

Kitab ini melanjutkan kisah Kitab Imamat. Di dalam Septuaginta, yaitu Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, kira-kira 200 tahun sebelum Kristus, judul kitab itu adalah Bilangan (Bahasa Yunani-Arithmoi).

Mengapa disebut Kitab Bilangan? Ini karena Kitab Bilangan dimulai dan ditutup dengan daftar angka-angka, yaitu dua sensus yang dilakukan pada Bangsa Israel.
Sensus yang pertama diambil pada permulaan perjalanannya, dan sensus yang kedua pada 40 tahun kemudian, sebelum masuk Tanah Perjanjian (Bil. 1:1-54 & 26:1-65).
Namun sebenarnya, judul kitab ini dalam Perjanjian Lama Bahasa Ibrani adalah “Di Padang Gurun” (- bemidbar).

Pokok utama kitab ini memang adalah penggembaraan Israel di padang gurun selama 40 tahun. Bandingkan Bilangan 1:1 dengan Ulangan 1:1.
Kitab Bilangan menjelaskan sejarah penggembaraan itu.
Apa saja isinya? Berikut ini kita pelajari masing-masing bagiannya.

1. Persiapan untuk perjalanan yang terjadi di Gunung Sinai (Bil. 1:1 - 10:10).

* Sensus pertama.
Sebelum meneruskan perjalanan, tentu dibutuhkan persiapan. Bangsa Israel ada di Gunung Sinai pada tanggal satu bulan yang kedua dalam tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir. Musa disuruh menghitung jumlah semua pria yang berusia dua puluh tahun ke atas yang sanggup berperang. Sensus itu menyatakan bahwa ada 603.550 orang laki-laki di Bangsa Israel. Ini merupakan persiapan untuk perang (Bil. 1).

* Pengaturan perkemahan Israel.
Selain mengetahui jumlah anggota Bangsa Israel, perkemahannya juga perlu diatur. Israel harus berkemah dan berjalan menurut peraturan Allah. Semua suku diatur dan ditempatkan pada tempat yang khusus. Ada empat suku yang memimpin. Panji Yehuda ada di sebelah timur, Ruben di sebelah selatan, Efraim di sebelah barat, dan Dan di sebelah utara.
Walaupun tidak disebut dalam Alkitab, dicatat dalam sejarah bahwa panji Yehuda adalah singa, Ruben adalah manusia, Efraim adalah lembu dan Dan adalah burung rajawali. Inilah empat wajah dari perkemahan umat Tuhan. Bandingkanlah dengan Wahyu 4-5. Israel menjadi bayangan umat Tuhan sorgawi. Mereka diatur untuk mengambil posisi di sekeliling Kemah Tuhan dalam bentuk salib. Peraturan ini mempersiapkan Bangsa Israel untuk berkemah dan berjalan menurut peraturan Allah (Bil. 2).

* Imamat.
Seharusnya seluruh bangsa itu menjadi imam. Tetapi karena dosa, imamat itu dicabut dan diganti dengan satu suku saja, yaitu suku Lewi. Suku Lewi dikhususkan sebagai pelayan Kemah Pertemuan dan mereka sendiri berkemah di dekat Kemah Suci itu. Imamat itu disiapkan untuk melayani Tuhan (Bil. 3-4).

* Hukum-hukum untuk kekudusan.
Seluruh umat haruslah kudus. Untuk itu, Tuhan memberi hukum dan peraturan untuk kebersihan dan pemberantasan segala kenajisan dalam perkemahan. Ada hukum mengenai nazar. Ada berkat atas Israel. Dan banyak hukum lainnya. Ini menggambarkan persiapan untuk hidup dalam kekudusan (Bil. 5-6).

* Persembahan.
Musa mendirikan, mengurapi dan menguduskan Kemah Suci. Kemudian, semua pemimpin dari suku Israel membawa persembahan. Orang Lewi ditahirkan dan ditahbiskan dengan persembahan korban binatang. Mereka dipisahkan dan disucikan untuk pekerjaan imamat. Inilah persiapan untuk Bangsa Israel mengalami penyembahan yang benar (Bil. 8-9).

* Peraturan Ibadah.
Banyak peristiwa dalam Bangsa Israel merupakan peraturan ibadah mereka kepada Tuhan. Tuhan menyuruh mereka merayakan Paskah dan mereka melaksanakannya (Bil. 9:5).
Tuhan memberi tiang awan dan tiang api untuk memimpin mereka di padang pasir, yang menggambarkan pimpinan Roh Kudus. Musa juga disuruh membuat dua nafiri dari perak yang dipakai untuk memanggil pemimpin dan umat berhimpun, berperang atau maju dalam perjalanan. Ini menggambarkan persiapan untuk Bangsa Israel dipimpin oleh Firman dan Roh Tuhan (Bil. 10).

2. Sejarah perjalanan dari Sinai sampai batas Tanah Perjanjian di Kades-Barnea ( Bil. 10:11-21).

Di dalam pasal-pasal itu tentang sejarah Israel selama mereka mengembara di dalam padang gunung, kita dapat membaca sejarah keluh kesah, kegagalan dan pemberontakan yang terjadi.

* Mengeluh karena manna.
Pertama-tama, Bangsa Israel mengeluh karena bosan makan manna dan merindukan mentimun, semangka dan bawang di Mesir. Karena keluhan itu terlalu berat bagi Musa, Tuhan menyuruh supaya Musa mengumpulkan tujuh puluh tua-tua dan Roh Allah hinggap atas mereka supaya mereka dapat menolong Musa dengan membawa beban umat itu. Tuhan menetapkan tua-tua sebagai pemimpin bersama Musa (Bil. 11).

* Mengeluh karena Musa.
Berikutnya, Harun dan Miriam mengeluh terhadap dan melawan Musa. Mereka cemburu. Mereka melawan Musa sebagai nabi Tuhan. Sebagai akibatnya, Miriam kena kusta. Kita dapat melihat di sini, Tuhan sendiri membela kedudukan Musa sebagai pemimpin dan nabi (Bil. 12).

* Mengeluh karena orang raksasa di Kanaan.
Sesudah tiba di dekat tanah Kanaan, pengintai diutus dari setiap suku untuk mengetahui kondisi tanah itu. Sepuluh pengintai kembali dengan kabar busuk yang melemahkan iman dan menakutkan. Hanya Kaleb dan Yosua menyatakan bahwa dengan iman mereka sanggup untuk maju, mengalahkan musuh dan menduduki tanah itu. Akibatnya, Bangsa Israel menolak masuk Kanaan dan Tuhan berniat membinasakan mereka. Tetapi, Musa berdoa syafaat hingga Tuhan mengampuni Bangsa Israel. Namun generasi itu tetap dihukum untuk mati di padang pasir dan tidak masuk tanah perjanjian, kecuali Yosua dan Kaleb. Sebagai akibat dari 40 hari mereka mengintai negeri itu, ditentukan 40 tahun untuk Bangsa Israel mengembara di padang pasir dan menanggung akibat dari kesalahannya. Yosua dan Kaleb pun ditetapkan oleh Tuhan sebagai pemimpin generasi baru yang akan memasuki tanah Kanaan kelak (Bil. 13-14).

* Memberontak terhadap Musa.
Koran dan Datan, dua imam anak Harun, memberontak melawan Musa. Akibatnya, mereka, keluarganya dan pengikutnya ditelan oleh bumi. Walaupun melihat hukuman Tuhan itu, Bangsa Israel tetap bersungut-sungut dan mereka menolak Harun. Karena itu tongkatnya berbunga sebagai tanda bahwa ia ditentukan sebagai imam. Melalui peristiwa ini, Tuhan menyatakan bahwa para imam juga harus kudus dan harus mentaati peraturanNya (Bil. 16-17).

* Mengeluh karena air.
Keluhan berikutnya dari Bangsa Israel adalah karena kekurangan air, Musa menjadi marah dan tidak mentaati Tuhan, melainkan justru memukul batu dua kali, bukannya berbicara kepadanya seperti yang Tuhan perintahkan. Itulah sebabnya, Musa pun tidak diizinkan untuk masuk Tanah Perjanjian (Bil. 20). Seorang pemimpin pun harus mentaati Tuhan.

* Mengeluh karena tidak tahan dalam perjalanan pengembaraan.
Lagi-lagi, orang Israel mengeluh dan melawan Allah dan Musa. Karena itu, Tuhan menyuruh ular-ular tedung memagut mereka dan banyak orang mati. Sesudah mereka berseru kepada Tuhan, Tuhan menyuruh Musa membuat ular tembaga. Jika orang melihat kepada ular temaga itu, mereka akan tetap hidup. Inilah bayangan Yesus di atas salib, yang menyelamatkan manusia (Yoh. 3:14. Bil. 21:8-9).

* Berbagai peraturan dan ketetapan Allah.
Di antara sejarah pemberontakan itu, Tuhan tetap memberi peraturan dan hukum tentang persembahan dan pendamaian (Bil. 15).
Tugas persembahan dan perpuluhan untuk imam-imam ditentukan (Bil. 18).
Juga berulang kali ditegaskan tentang ketahiran. Setiap orang harus menghapus dosa dari dirinya, harus bersih daripada hal-hal yang menajiskan dan harus menjadi kudus, tubuhnya dan jiwanya, jika ingin menghadap Tuhan (Bil. 19).

*Peperangan melawan musuh di sepanjang perjalanan.
Dalam perjalanan tahun keempat puluh dari Kadesh ke Gunung Hor, ada berbagai musuh yang harus dihadapi. Mereka harus melewati negeri Edom, menghadapi dan mengalahkan raja Sihon, raja orang Mori dan Og raja Bashan.
Demikianlah juga kita sebagai umat Tuhan dalam menuju Tanah Perjanjian, kita akan mengalami peperangan yang hebat dengan musuh yang mau menghalangi dan menghancurkan kita (Bil. 20-21).

3. Persiapan masuk Tanah Perjanjian di daratan Moab dekat Yerikho (Bil. 22-36).
Sesudah hampir 40 tahun, angkatan yang baru akhirnya tiba di ambang tanah perjanjian. Mereka berkemah di dataran Moab, di daerah seberang sungai Yordan dekat Yerikho.
Apa saja yang terjadi di fase ini?

* Balak dan Bileam.
Balak, raja Moab, menjadi takut dan memanggil seorang nabi bernama Bileam untuk bernubuat, melawan dan mengutuk Israel. Bileam yang adalah nabi Tuhan ini dilarang pergi oleh Tuhan, tetapi akhirnya pergi juga. Keledai Bileam melihat malaikat dengan pedang terhunus menghadang di jalan yang dilalui Bileam, sehingga tiga kali keledai Bileam menghindarinya. Bileam, karena tidak melihat keberadaan sang malaikat, akhirnya memukul keledainya, sampai keledai itu berbicara kepada Bileam.
Namun demikian, Bileam tetap mau bernubuat karena menginginkan upah yang dijanjikan Balak. Yang luar biasa, semua nubuatannya dibalikkan oleh Tuhan. Semua nubuat yang sebenarnya dimaksudkan untuk mengandung kutuk bagi Israel, ternyata malah memberikan berkat bagi Israel, bahkan terdapat juga nubuat tentang kedatangan Mesias dan kemenangan Israel! Sayangnya, Bileam yang tidak bisa melawan Israel dengan nubuat ternyata berhasil membujuk bangsa itu makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala dan berbuat zinah (Bil. 31:16 dan Why. 2:14). Sebagai akibatnya, 24.000 orang mati, termasuk Bileam (Bil. 22-23).

* Sensus kedua.
Maka diadakanlah lagi sensus untuk menghitung semua pria yang berusia 20 tahun ke atas yang sanggup menjadi laskar. Jumlahnya 601.730 orang. Semua pria dari generasi pertama selain Kaleb dan Yosua sudah mati di padang gurun. Perhatikan bahwa ada dua golongan yang khusus dihitung dengan sensus, yaitu mereka yang memulai perjalanan di padang gurun, dan mereka yang menyelesaikan perjalanan dan siap masuk tanah perjanjian. Yosua pun ditetapkan sebagai pemimpin menggantikan Musa. Musa sendiri dilarang memasuki tanah perjanjian karena ketidaktaatannya (Bil. 26-27).

* Amanat terakhir Musa.
Instruksi terakhir diberikan oleh Musa sebelum Bangsa Israel masuk Tanah Perjanjian. Ini termasuk hukum dan peraturan dan juga pembagian tanah, batas-batas tanah, kota perlindungan, dan hak-hak dari perempuan, juga daftar 42 tempat perhentian di dalam perjalanan 40 tahun itu. (Bil. 28-36).

Di dalam kitab Bilangan ini kita dapat menyaksikan bagaimana Tuhan berurusan dengan umat-Nya. Kiranya semuanya menjadi contoh dan peringatan bagi kita yang hidup pada waktu di mana zaman akhir telah tiba (1 Kor. 10:1-11).
Kiranya kita tidak gagal masuk Tanah Perjanjian seperti Bangsa Israel generasi pertama, karena tidak percaya kepada firman Tuhan dan tidak taat kepada perintahNya (Ibr. 4:1-11).

3 komentar:

  1. syalom sauadaraku seiman tolong berikan jawaban kepada saya

    apa kata kunci kitab bialangan

    BalasHapus
  2. Bagus sekali utk memudahkan kita utk mengerti ttg isi kitab bilangan.Terimakasih

    BalasHapus