Selasa, 27 Oktober 2015

KITAB KEJADIAN 1-11

"Permulaan"

Kitab Kejadian ditulis oleh Musa. Musa menulis lima kitab pertama yang disebut Pentateuch atau Torah.
Di dalam kitab Kejadian ada cerita sejarah manusia dari permulaan sampai kepada kematian Yusuf di Mesir.

Bagian pertama dalam kitab Kejadian yaitu pasal 1-11, menjelaskan permulaan segala sesuatu di dunia ini.
Bagian kitab Kejadian ini begitu penting karena didalamnya kita mendapat pengertian tentang Allah, tentang tabiatNya dan rencanaNya, maksudNya dan tujuanNya. Kita juga diperkenalkan dengan manusia dan alasannya, dosanya dan solusi untuk masalahnya, yaitu penebusan. Kita melihat orang benar dan orang jahat, hukuman Allah dan keselamatan. Semua hal ini adalah dasar dan fondasi untuk mengerti seluruh kitab-kitab lain di dalam Alkitab.

Kitab Kejadian dimulai dengan Allah, Ia yang menciptakan langit dan bumi. Allah adalah Bapa, Firman dan Roh Kudus yang merencanakan dan melakukan segala sesuatu.
Perhatikanlah: “Allah menciptakan... Roh Allah melayang-layang... Berfirmanlah Allah.” (Kejadian 1:1-3).

Bapa, Roh dan Firman, ketiganya esa adanya. Dalam melaksanakan dan dalam merencanakan, Allah satu adanya. Allah berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” (Kejadian 1:26).

Pada permulaan kitab Kejadian kita diperkenalkan kepada Allah yang esa, Allah yang majemuk.

Penciptaan Langit dan Bumi - Kejadian 1.
Penciptaan memakan waktu tujuh hari: ada enam hari pekerjaan dan pada hari ketujuh ada perhentian. Dalam tujuh hari itu kita menyaksikan banyak prinsip penciptaan. Ada prinsip bahwa perciptaan terjadi karena perpisahan: yaitu harus ada perpisahan antara terang dan gelap, petang dan siang, air di bawah dan air di atas, darat dan laut. Ada prinsip bahwa semua diciptakan “yang berbiji” yang lebih tepat diterjemahkan “menurut jenisnya” (Bahasa Inggris: “after its kind”). Kejadian 1:11, 12, 21, 24, 25. Semua tanaman dan binatang menghasilkan “menurut jenisnya”.  Inilah prinsip DNA, apa yang ada di dalam sel-sel segala makhluk yang diteruskan kepada keturunannya. Semua yang diciptakan menerima nama dari Allah kecuali binatang yang diberikan nama oleh Adam dan dengan itu Adam menjadi wali Allah atas segala binatang.
Ada prinsip perhentian atau sabat. Allah sendiri berhenti dan menikmati hasil karyaNya dan demikian juga kita perlu mengalami perhentian.

Permulaan Manusia Kejadian 1-2. 
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, diciptakan supaya berkuasa atas segala yang diciptakan, diciptakan dan diberkati dan diciptakan untuk beranak cucu dan bertambah banyak dan penuhi bumi. Inilah maksud Allah yang abadi. Manusia diciptakan Allah untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah dan terlibat dalam rencanaNya untuk multiplikasi persekutuanNya.
Manusia diciptakan tubuh, jiwa dan roh. (Kejadian 2:7). Dari debu diciptakan tubuh manusia. Dari Roh Allah diciptakan roh manusia dan debu dipersatukan dengan tubuh yang membentuk jiwa manusia yang hidup. Dengan demikian manusia terdiri dari tiga bagian tetapi satu sama seperti Allah tiga tetapi satu.

Permulaan Perkawinan Kejadian 2.
Semua yang diciptakan Allah baik...kecuali satu hal...manusia seorang sendiri.
Allah berkata, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Perempuan diciptakan dari laki-laki. Laki-laki adalah sumber dan kepala. Perempuan adalah tubuh. Bersama-sama mereka menjadi satu daging. Inilah rahasia perkawinan: satu dibagikan menjadi dua dan dua yang dipisahkan menjadi satu lagi. Mereka berdua diciptakan menurut gambar Allah untuk mencerminkan tabiatNya dan kemuliaanNya (Kejadian 2:18-25).

Permulaan dosa Kejadian 3:1-6.
Dosa mulai dengan si ular tua yaitu Iblis. Ia menggodai Hawa. Perhatikan caranya: dimulai dengan meragukan Firman Tuhan dengan berkata, “Tentulah Allah berfirman ... bukan?” Perempuan itu kemudian merubahkan Firman dengan sedikit mengubah perintah Allah. 
Firman Allah, “Janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”  (Kejadian 2:17),  Hawa melemahkan Firman itu dengan berkata, “Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati” (Kejasian 3:3). Iblis melawan Firman itu dengan dusta, “Sekali-kali kamu tidak akan mati!”  Kemudian Ia memasukkan godaannya.
Manusia digodai oleh keinginan matanya: “sedap kelihatannya”. Digodai oleh keinginan tubuhnya: “baik untuk dimakan”.
Digodai pun oleh keangkuhan hidup: “menarik hati karena memberi pengertian”.
Manusia akhirnya percaya kepada dusta Iblis, “Sekali-kali kamu tidak akan mati, ... dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” (Kejadian 3:4-5). Lalu manusia percaya akan perkataan Iblis tersebut, mentaatinya dan akhirnya jatuh ke dalam dosa. Sampai sekarang manusia tetap digodai, ditipu dan jatuh ke dalam godaan dan perangkap Iblis dengan cara yang sama. Sebagai akibat kejatuhannya, manusia menjadi malu dan sembunyi dari Allah. Waktu dicari, ditemukan dan ditantang Allah, Adam mempersalahkan Hawa dan Hawa mempersalahkan si Ular. Ternyata sulit untuk manusia mengaku dosanya dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Manusia tetap berdalih-dalih.

Permulaan penebusan Kejadian 3.
Tuhan sendiri berintervensi dan menyelamatkan manusia. Ia mencari manusia, “Di manakah engkau?” Ia menutup ketelanjangannya dengan kulit seekor binatang. Hal itu menunjukkan prinsip penebusan, yaitu harus ada korban untuk menebus dosa. Manusia yang sudah diberi hukuman mati juga diberikan perjanjian kedatangan seorang Penebus. Tuhan menjanjikan mereka bahwa benih perempuan akan menghancurkan benih si Ular. Inilah janji tentang Mesias yang akan datang dan kemenangan-Nya terakhir atas Iblis. (Kejadian 3:15).
Manusia diusir dari Eden dan dua kerub menjaga pintunya dengan pedang yang bernyala-nyala yang menjaga jalan ke pohon kehidupan, yaitu jalan kepada kehidupan kekal.

Permulaan keturunan Kejadian 4-5.
Hawa melahirkan Kain yang membunuh adiknya yaitu Habel. Demikianlah manusia yang pertama diciptakan dengan peta Allah akhirnya dilahirkan dalam dosa. Dari waktu itu sampai sekarang manusia yang seharusnya kudus terus-menerus dilahirkan dan hidup dalam dosa. Silsilah Kain menggambarkan manusia yang berdosa. Akhirnya semua keturunannya dihapuskan dalam air bah. Silsilah Set menggambarkan manusia yang benar. Dari keturunan Set tersisa Nuh dan keluarganya, yang diselamatkan.

Permulaan hukuman Kejadian 6-9.
Karena manusia bertambah, dosa bertambah. Akhirnya dosa mencapai puncaknya dan Allah mencurahkan murka dan hukumanNya dalam bentuk air bah. Hanya Nuh dengan keluarganya yang diselamatkan. Untuk diselamatkan Nuh harus membangun bahtera. Bahtera itu harus dibangun menurut petunjuk Allah. Bahtera itu menjadi bayangan tentang keselamatan pada akhir zaman. Kesabaran Allah dinyatakan dalam Perjanjian yang diadakan dengan Nuh dan keturunannya. Ada janji bahwa bumi tidak lagi akan dibinasakan oleh air dan meterai jaminan itu adalah pelangi. Namun ditegaskan bahwa dosa akan pasti membawa hukuman Allah pada waktunya.

Permulaan bangsa-bangsa Kejadian 10-11.
Sesudah air bah, manusia bertambah tetapi mereka semua tinggal di satu daerah, yaitu Babel dan mereka satu bahasanya dan satu logatnya. Mereka mulai membangun kota dengan menara yang puncaknya sampai ke langit. Keinginannya cari nama dan jangan sampai terserak ke seluruh bumi. Karena itu Allah turun dan mengacaukan bahasa mereka. Akhirnya mereka tercerai-berai dan menjadi bangsa-bangsa.
Keturunan Shem menjadi orang Arab dan orang Timur. Keturunan Ham adalah orang Mesir dan Afrika. Keturunan Yafet adalah orang Eropa. Tujuh puluh keturunan disebut dalam Kejadian 11. Inilah permulaah bangsa-bangsa di atas bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar