Selasa, 27 Oktober 2015

INTISARI KITAB HAKIM-HAKIM

Setelah kematian Yosua, Bangsa Israel memasuki era yang baru. Satu masalah yang dihadapi bangsa ini adalah bahwa semua musuhnya tidak dikalahkan sebagaimana diperintahkan Tuhan melalui Musa.
Ada orang Filistin yang masih tetap tinggal di negeri perjanjian. Di dalam kitab Hakim-hakim, kita baca juga bahwa mereka diizinkan oleh Tuhan tinggal di negeri itu sebagai ujian bagi umatNya. Dalam era yang baru itu, Israel dipimpin oleh hakim-hakim yang bertanggung jawab untuk memimpin Israel dan berperang dengan musuh-musuhnya, baik yang ditinggalkan di dalam negeri mau pun yang hidup di sekelilingnya. Ini disebabkan karena bangsa Israel tidak bersatu dan tidak memusnahkan semua musuhnya.

Penulis Kitab Hakim-hakim adalah Samuel, seorang nabi dan juga seorang hakim. Samuel merupakan hakim yang terakhir.
Kitab Hakim-hakim ditulis sekitar tahun 1000 SM. Judul kitab ini dalam Bahasa Ibrani adalah "Sepher Shophetim" yaitu Kitab Hakim-hakim.

Hakim-hakim menceritakan sejarah Israel selama kira-kira 400 tahun dari tahun 1450 SM sampai tahun 1050 SM, yaitu dari kematian Yosua sampai kepada kematian Simson.

"Siklus Sejarah dalam Kitab Hakim-hakim"

Masa yang dikisahkan dalam Kitab Hakim-hakim ditandai oleh semacam siklus:
* Israel jatuh dalam dosa.
* Ditangkap dan diperbudak oleh musuhnya.
* Berseru kepada Tuhan.
* Tuhan mengangkat seorang hakim.
* Israel dibebaskan dan mengalahkan musuhnya.
* Mereka kembali beribadah kepada Tuhan.
* Akhirnya mereka sekali lagi lupa Tuhan, jatuh dalam dosa, meninggalkan Tuhan dan menyembah berhala.

Walaupun generasi Yosua setia kepada Tuhan (Yos. 24:31), generasi berikutnya meninggalkan Tuhan. Mungkin ini adalah gambaran ciri khas Bangsa Israel, bahkan semua umat Tuhan sampai masa sekarang.

“Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukanNya bagi orang Israel. Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal. Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.” (Hak. 2:10, 12).

Mengapa hal itu terjadi? Karena semua orang hanya mengikuti kemauannya sendiri.

“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” (Hak. 17:6).

Dalam Kitab Hakim-hakim, kita menyaksikan kegagalan Israel yang terus-menerus dan kasih karunia Allah yang tidak habis-habisnya. Ini menggambarkan keadaan Gereja yang berulang kali jatuh dan hanya bangun dan jalan terus karena kemurahan Allah yang kekal.

Di dalam seluruh siklus kehidupan Bangsa Israel di Tanah Perjanjian ini, kita akan melihat masing-masing bagiannya.

Pendahuluan (Hak. 1-2).

Siklus Bangsa Israel menunjukkan ujian dari Tuhan. Orang Kanaan ditinggalkan dalam Negeri Perjanjian untuk menguji Israel. Apakah mereka akan percaya, mentaati Tuhan, takut dan setia atau apakah mereka akan berdosa, memberontak dan kembali kepada penyembahan berhala?
Kalau mereka mengalami hukuman Allah dan bertobat dan berseru kepada Tuhan dengan minta pertolongan, Tuhan mengampuninya dan memberikan kemenangan atas musuh mereka. Tuhan terus menunjukkan kesetiaanNya kepada perjanjianNya (Hak. 1-2).

"Sejarah (Hak. 3-16)"

'OTNIEL'
Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, mereka melupakan TUHAN, Allah mereka, dan beribadah kepada para Baal dan para Asyera. Delapan tahun Israel takluk kepada Kusyan-Risyataim, raja Aram-Mesopotamia. Sesudah mereka berseru kepada Tuhan, Ia membangkitkan Otniel untuk menghakimi Israel dan berperang dan mengalahkan raja itu. Sesudah itu, negeri itu aman empat puluh tahun lamanya (Hak. 3:7-11).

'EHUD'
Kemudian Israel dikalahkan dan dijajah oleh Raja Eglon dari Moab selama delapan belas tahun.
Ada cerita menarik bagaimana Ehud menipu Eglon dengan berkata bahwa ia membawa pesan dari Allah, lalu menusuknya di perut sampai ia mati. Sesudah menang atas tentara Moab, Israel mengalami damai selama 80 tahun. Juga dicatat tentang Samgar yang menewaskan enam ratus orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu dan menyelamatkan orang Israel (Hak. 3:15-31).

'DEBORA'
Sesudah Ehud mati, Israel berbuat jahat. Akibatnya mereka diserahkan ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan. Panglima tentaranya ialah Sisera. Cerita itu terdapat dalam Hakim 4, sedangkan sebuah mazmur atau nyanyian tentang peristiwa yang sama dicatat dalam Hakim 5.
Israel berseru kepada Tuhan dan Tuhan memberi pembebasan dan kemenangan lewat Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot. Debora memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Bersama Barak pemimpin tentaranya mereka berperang dan menang. Kunci kemenangannya juga ada dalam tangan seorang perempuan lain, namanya Yael, yang membunuh Sisera. Sesudah itu ada empat puluh tahun damai. Cerita ini menarik karena keterlibatan wanita dalam memimpin Israel dan dalam membawa kemenangan (Hak. 4-5).

'GIDEON'
Israel berbuat dosa lagi dan diserahkan ke dalam tangan Midian selama tujuh tahun. Mereka berseru kepada Tuhan. Malaikat datang kepada Gideon yang sedang bersembunyi dan mengagetkannya dengan berkata, “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.”
Gideon merasa bahwa dirinya dibuang oleh TUHAN dan diserahkan kepada tangan musuh. Ia berkata bahwa ia berasal dari kaum yang paling kecil dan ia sendiri adalah yang paling muda di antara kaum keluarganya. Namun dengan iman dan ketaatan, kepada Tuhan ia dapat menang atas musuh dengan 300 orang saja. Kemudian ada 40 tahun damai di Israel. Sesudah kematian Gideon, Israel mulai saling melawan di antara bangsanya sendiri dan saling menyerang. Akhirnya mereka jatuh lagi ke dalam tangan musuhnya sampai mereka berseru lagi kepada Tuhan (Hak. 6-10).

'YEFTA'
Waktu Israel diserang Bangsa Amon, mereka panggil sebagai pemimpin Yefta yang adalah anak seorang wanita sundal. Yefta bernazar kepada Tuhan, dan sebagai akibatnya ia mempersembahkan anak perempuannya kepada Tuhan. Ia berhasil menang atas orang Amon tetapi kehilangan anak perempuan itu (Hak. 11-12).

'SIMSON'
Israel berdosa lagi dan diserahkan ke dalam tangan orang Filistin selama 40 tahun. Kemudian malaikat Tuhan menampakkan diri kepada isteri Manaoah, seorang perempuan yang mandul, dan memberitahukannya bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki. Itulah Simson. Dijanjikan bahwa ia akan mulai melepaskan Bangsa Israel dari orang Filistin. Maka sejak lahir, ia diserahkan kepada Tuhan menjadi seorang nazir. Karena itu rambutnya tidak boleh dipotong. Simson memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Namun waktu digoda Delila, ia membuka rahasia kekuatannya, rambutnya dipotong dan Simson kehilangan kuasanya. Tetapi dengan doa terakhir ia minta Tuhan memberi kemenangan atas orang Filistin itu dan dengan kekuatan supranatural ia menghancurkan rumah mereka dan sekaligus membunuh 3.000 orang (Hak. 13-16).

"Keadaan Zaman (Hak. 17-21)"

Ada dua cerita khusus yang merupakan catatan tambahan dalam Kitab Hakim-hakim, yang menggambarkan keadaan Bangsa Israel yang jahat dan jauh dari Tuhan. Dua contoh itu tidak ditulis menurut kronologi tetapi sebenarnya terjadi pada permulaan Kitab Hakim-hakim dan ditambah sebagai pelajaran yang menunjukkan keadaan moral pada zaman itu.
Yang pertama adalah kisah seorang Efraim bernama Mikha, yang mengambil patung pahatan, efod, terafim, patung tuangan dan mengangkat seorang Lewi dari Betlehem-Yehuda sebagai “bapak dan imam” dan dengan itu memulai ibadah penyembahan berhala di rumahnya sendiri. Lima orang dari suku Dan mengunjungi Mikha dan melihatnya kemudian mencuri semuanya. Mereka mulai ibadah yang sama di antara suku Dan. Dengan demikan penyembahan berhala dan ibadah palsu menular di Israel (Hak. 17-18).
Kedua, seorang Lewi mengambil seorang gundik dan membawanya dalam perjalanan. Dalam perjalanan itu, mereka bermalam di Gibea di daerah suku Benyamin dan gundiknya diperkosa sampai mati. Akibatnya ada perang antara Israel dan Benyamin sampai Benyamin kalah dan banyak orang mati. Ada perpecahan dan permusuhan di antara umat Tuhan (Hak. 19-21).

Semuanya itu terjadi karena “Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” (Hak. 21:25).

Kitab Hakim-hakim menjadi pelajaran bagi Gereja akhir zaman. Apakah kita akan melihat siklus dosa tetap berlaku berulang-ulang, atau apakah kita akan bangkit sebagai generasi yang kudus, benar, setia, berani dan menjadi pemenang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar