Selasa, 27 Oktober 2015

KITAB KEJADIAN (BAG 3)

"Yusuf (Kejadian 37-50)"

Kitab Kejadian 1-11 telah membahas permulaan manusia dan dunia ini, selanjutnya Kejadian 12-36 memberi kesaksian tentang kehidupan tiga bapa bangsa Israel yang menerima Perjanjian Allah dan hidup dalam iman. Abraham, bapa segala orang yang percaya adalah teladan bagi semua orang yang mau memiliki perjanjian dalam iman dan pengharapan. Ishak adalah anak tunggal yang menggambarkan Yesus, yang dikorbankan bagi kita untuk keselamatan umat manusia. Yakub adalah contoh seorang yang dengan segala kelemahan dan kekuatannya senantiasa mencari Tuhan.

Selanjutnya dalam Kitab Kejadian 37-50 menceritakan kisah seseorang pada generasi keempat, yaitu Yusuf. Yusuf adalah anak Yakub yang kesebelas, namun Yusuf sangat dibenci oleh kakak-kakaknya. Mengapa Yusuf sangat dibenci oleh kakak-kakaknya? Alasan pertama, karena Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya (Kejadian 37:2). Alasan kedua, karena Yusuf adalah anak pertama dari isteri tercinta Yakub yaitu Rahel, dan Yusuf menjadi anak kesayangan ayahnya. Yakub memberikannya baju yang berwarna-warni dan hal itu menimbulkan kecemburuan bagi kakak-kakaknya (Kejadian 37:3-4). Alasan ketiga adalah, karena saudara-saudaranya mendengar cerita dua mimpi Yusuf, sehingga membuat kakak-kakaknya menjadi lebih semakin kesal dan marah terhadap Yusuf (Kejadian 37:5, 8, 11).

Perjalanan hidup Yusuf.

Cerita perjalanan hidup Yusuf sangat panjang dan unik. Ketika Kakak-kakak Yusuf menjadi begitu marah terhadap Yusuf, mereka sudah merencanakan untuk membunuhnya tetapi kemudian mereka menjualnya kepada saudagar-saudagar Midian yang membawanya ke Mesir (Kejadian 37). Di sanalah Yusuf dijual kepada Potifar sebagai budak. Namun karena Allah beserta Yusuf dan dalam pekerjaannya Yusuf seorang budak yang setia dan bijak, akhirnya segala milik Potifar diserahkan pada kekuasaan Yusuf untuk mengurus segala sesuatu di rumahnya. Dalam pekerjaannya walau digoda oleh isteri Potifar, Yusuf tetap setia dan memilih hidup kudus, namun akibatnya isteri Potifar itu menjadi marah, dan menuduh serta memfitnah Yusuf, sampai akhirnya Yusuf dimasukan ke dalam penjara (Kejadian 39).
Di dalam penjara Yusuf menderita tetapi ia tetap setia, oleh sebab itu ia diangkat untuk mengurus penjara itu. Pada waktu di penjara Yusuf melayani dua pelayan Firaun dengan menafsirkan mimpinya. Ia minta juru minuman untuk mengingatnya apabila bertemu Firaun, Tetapi ternyata ia dilupakan selama dua tahun. Pada waktu Firaun bermimpi dan tidak ada yang bisa menafsirkan mimpinya, barulah Juru minuman ingat akan Yusuf dan Yusuf akhirnya dipanggil untuk menafsirkan mimpi itu (Kejadian 40).
Inilah adalah awal dari kisah yang membuat Yusuf dari seorang yang dibuang dan dipenjarakan, diangkat menjadi pemimpin Mesir oleh Firaun. Selama tujuh tahun kelimpahan ia memerintah atas Mesir dan mengumpulkan makanan (Kejadian 41). Setelah tujuh tahun masa kelimpahan, tujuh tahun masa kelaparan mulai datang dan saudara-saudara Yusuf terpaksa berangkat ke Mesir mencari makanan. Waktu mereka berjumpa dengan Yusuf mereka tidak mengenalnya, tetapi Yusuf mengenal mereka. Ia sangat terharu melihat saudara-saudaranya tetapi ia hendak menguji mereka. Mereka sujud di depannya dan Yusuf melihat mimpinya digenapi. Namun ia tidak langsung menyatakan diri tetapi kembali menguji mereka (Kejadian 42).
Pada waktu saudara-saudaranya terpaksa datang untuk kedua kalinya, Yusuf melihat bahwa saudara-saudaranya sudah bertobat. Mereka mengasihi Benyamin. Mereka membela dan mau menyelamatkan adiknya. Mereka rela mengorbankan diri mereka untuk adiknya. Karena itu Yusuf menyatakan dirinya dan ada rekonsiliasi yang terjadi (Kejadian 43-44). Mereka pulang dengan membawa kabar gembira kepada Yakub orang tua mereka, bahwa anak yang dikasihinya masih hidup di Mesir. Yakub bersama seluruh keluarganya berangkat ke Mesir. Yusuf melindungi dan menolong mereka dengan menyediakan makanan dan mempersiapkan tempat tinggal di Gosyen (Kejadian 45-47).
Pada akhir kehidupannya, Yakub memanggil Yusuf bersama dua anak Yusuf yaitu Efraim dan Manasye. Yakub mengingatkan Yusuf tentang Perjanjian yang diberikan kepada Abraham dan memberikan berkat juga nubuatan khusus kepada kedua anaknya (Kejadian 48). Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan ia memberkati, bernubuat dan memberikan pesan kepada kedua belas anak itu.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ruben kehilangan hak kesulungannya karena perbuatannya yang jahat (Kejadian 49:3-4). Berkat anak sulung dipindahkan kepada Yusuf dan hak melahirkan raja-raja diberikan kepada Yehuda. Demikianlah Perjanjian Abraham, Ishak dan Yakub diteruskan kepada kedua belas anak Yakub (Kejadian 49).
Yakub meninggal, Yusuf dan saudara-saudaranya bersama orang Mesir meratapinya selama 70 hari. Mayatnya dibawa kembali ke Kanaan dan dikubur di gua Makhpela yang telah dibeli oleh Abraham. Sekembalinya ke Mesir saudara-saudaranya sekali lagi menghadap Yusuf karena takut Yusuf masih dendam dan membalaskan kejahatannya, mereka minta ampun lagi. Yusuf menangis dan menegaskan kepada mereka bahwa walaupun mereka telah melakukan kejahatan terhadap dirinya, namun Tuhan membalikkan semuanya menjadi kebaikan untuk pemeliharaan dan keselamatan masyarakat kala itu. Akhirnya Yusuf perintahkan mereka apabila nanti ia meninggal, untuk membawa tulang-tulangnya juga ke Kanaan. Mayatnya di taruh dalam peti mati di Mesir (Kejadian 50), dan hanya dikembalikan waktu bangsa Israel masuk Kanaan di bawah pimpinan Yosua.

Begitu banyak pelajaran yang kita dapat belajar dari cerita Yusuf ini, mari kita lihat di bawah ini.

Pelayanan Yusuf.

Yusuf adalah seorang yang mau belajar untuk melayani. Dia berkarunia tetapi rahasia keberhasilan adalah penyertaan Tuhan. Yusuf penuh dengan Roh Allah dan hikmat (Kejadian 41:38). Ia juga punya karunia nubuatan dan karunia menafsirkanya itu karunia profetis di mana ia dapat menolong orang lain dan menyelamatkan dunia. Ia juga memiliki hati hamba. Dengan segala kerendahan hati dan pengabdian ia siap dipakai entah sebagai budak dalam perhambaan, atau ketika dituduh sebagai penjahat dalam penjara, bahkan ketika ia sebagai pemerintah dalam istana.

Iman Yusuf.
Rahasia kemenangan Yusuf adalah imannya kepada Tuhan. Yusuf punya iman walaupun segala sesuatu yang terjadi bertentangan atau bertolak belakang dari Firman Tuhan yang datang kepadanya dalam bentuk mimpi pada usia 17 tahun. Sepertinya apabila melihat perjalanan awal ketika ia dibuang bahkan ketika di penjara, penggenapan mimpinya makin lama makin mustahil! Menurut mimpinya saudaranya akan tunduk kepadanya. Padahal, mereka membencinya dan mau membunuhnya. Mereka menjatuhkannya di sumur lalu menjualnya sebagai budak ke Mesir. Di Mesir Yusuf kerja dengan baik dan setia sampai naik dalam rumah Potifar menjadi pengawas seluruh miliknya. Namun, karena Yusuf tetap mempertahankan kekudusan, ia dibuang ke dalam penjara. Di penjara walaupun kakinya diimpit dengan belenggu dan lehernya dimasukan ke dalam besi ia tetap menyatakan sikap yang baik sampai dipercayai untuk menjadi pengurus penjara. Seakan-akan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya bertentangan dan bertolak belakang dengan mimpinya, tetapi ia tetap hidup dalam iman, kesabaran dan kebenaran, Mazmur 105:19 berkata, “Sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya.” Walaupun ia harus tunggu bertahun-tahun, dari umur 17 sampai umur 30, akhirnya visinya sudah menjadi kenyataan.
Dalam waktu satu hari ia dikeluarkan dari penjara dan diangkat menjadi penguasa atas seluruh tanah Mesir, untuk memberikan petunjuk kepada para pembesar Mesir sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tua Mesir (Mazmur 105:21-22).

Belas Kasihan dan Pengampunan Yusuf.
Karena Yusuf sendiri pernah mengalami penderitaan, Yusuf dapat mempedulikan orang lain yang menderita (Ibrani 2:18). Ia mengerti bahwa Tuhan mengerjakan segala sesuatu untuk kebajikan, semua penderitaan dan kesusahan yang dialaminya ada maksud, supaya melalui dirinya akan membawa keselamatan bagi dunia. Yusuf melihat kakaknya dan langsung ingat akan mimpinya. Ia bersimpati, berkasihan, tetapi ia mau menguji mereka. Perhatikan betapa banyak Yusuf menangis, karena saudara-saudaranya (Kejadian 42:24, 43:30, 45:14-15, 46:29, 50:1).

Yusuf sebagai bayangan Yesus.
Yusuf menjadi gambaran atau bayangan Yesus dalam banyak hal. Yusuf adalah anak yang terkasih dari bapanya sama seperti Yesus adalah Anak Tunggal yang dikasihi (Matius 3:17).
Yusuf diutus oleh ayahnya pergi membawa makanan untuk saudaranya dan diutus turun ke Mesir (Kejadian 45:8), seperti Yesus meninggalkan surga dan diutus oleh Bapa-Nya untuk mencari saudaranya yang hilang (1 Yohanes 4:14).
Yusuf dibenci dan ditolak, dijual dan dianiaya oleh saudaranya yang berniat untuk membunuhnya, demikianlah Yesus juga datang kepada umat-Nya dan bangsa-Nya namun mereka menolak dan membunuh-Nya (Yohanes 1:11).
Yusuf digoda untuk berbuat dosa tetapi ia menang dalam percobaan itu sama seperti Yesus (Ibrani 4:15).
Yusuf diberi visi tentang masa depan, seperti Yesus mengenal masa depan untuk dirinya dan untuk dunia (Matius 24).
Seperti Yusuf diangkat dan semua saudaranya serta segenap orang Mesir sujud kepadanya, demikian juga segala lutut akan bertelut kepada Yesus. (Filipi 2:10).
Sebagaimana hanya ada keselamatan kalau orang pergi kepada Yusuf untuk makanan, demikian juga hanya adalah keselamatan bagi manusia yang mau mencari Yesus (Kisah Para Rasul 4:12).
Yusuf menangisi saudaranya dan Yesus juga menangisi Yerusalem (Lukas 19:41).
Sebagaimana selama 40 tahun tulang Yusuf dibawa dalam perjalanan di padang pasir, kita juga selalu ingat akan tubuh dan darah Yesus sampai masuk tanah perjanjian kita (1 Korintus 11:26).

Ada banyak pelajaran bagi kita dalam kitab Kejadian. Kejadian adalah kitab permulaan. Banyak tema mulai dalam kitab ini dan berakhir dalam kitab Wahyu. Banyak teladan dan contoh serta bayangan-bayangan atau gambaran-gambaran yang sangat berguna dalam melengkapi pengertian kita tentang maksud dan rencana Allah yang kekal dalam masa Perjanjian baru saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar